Senin, 07 Maret 2011

Albertus Krisna / KPJ07 / GISFORUM II

Permodelan Limpasan Permukaan 
Sebelum dan Setelah Gunung Merapi Meletus

Sistem di dalam suatu DAS dipengaruhi faktor iklim dan faktor fisik lahan. Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan material vulkanik menyebabkan perubahan faktor fisik lahan di dalam suatu DAS. Banjir lahar dingin sering terjadi di wilayah yang lebih rendah setelah terjadinya Gunung Merapi meletus. Sistem informasi geografi merupakan sistem yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola faktor-faktor fisik lahan sehingga menghasilkan informasi baru yang mempunyai rujukan spasial atau geografis. Penginderaan jauh sebagai data muktahir dapat digunakan untuk menyadap informasi yang dibutuhkan di dalam analisis hidrologi terutama limpasan permukaan. Permodelan dinamis sebagai penyederhanaan dunia nyata dapat digunakan untuk memodelkan besaran limpasan permukaan di setiap sub-DAS dalam interval waktu tertentu.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian, diantaranya :
1.    Bagaimana memanfaatkan data penginderaan jauh (Citra multispektral dan Citra SRTM) untuk identifikasi komponen yang digunakan untuk mengukur limpasan permukaan?
2.    Bagaimana membuat model limpasan permukaan di waktu yang berbeda sebelum dan setelah Gunung Merapi meletus?
3.    Bagaimana agihan limpasan permukaan secara spasial dan temporal pada kejadian banjir di lereng Gunung Merapi?
4.    Apakah perubahan fisik lahan akibat meletusnya Gunung Merapi berpengaruh terhadap model agihan limpasan permukaan di lereng Gunung Merapi?
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian di atas sehingga penulis mengambil judul penelitian “Permodelan Limpasan Permukaan Sebelum dan Setelah Gunung Merapi Meletus”.

 Batasan Istilah
1.      Penginderaan jauh
Menurut Sutanto (1986) penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji.
2.      Citra
Menurut Simonett et al (1983) citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optic, elektro-optik, optik mekanik atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam pada film.
Menurut Forf (1979) citra adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan penginderaan jauh.
3.      Multispektral
Merupakan jumlah sensor yang digunakan di dalam citra. Menurut Sutanto (1986) citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral pada umumnya dibuat dengan saluran sempit.
4.      Permodelan
Menurut Van Duersen (1995) permodelan adalah penyederhaan dari dunia nyata, dengan menyusun aturan yang diperlukan maka dapat didiskripsikan perspektif dari proses.
5.      Limpasan permukaan (surface runoff)
Menurut Asdak (2007) air larian atau surface runoff adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan. Menurut Seyhan (1977) surface runoff adalah bagian dari limpasan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju aliran sungai. Surface runoff sering disebut juga dengan overlandflow.
6.      DAS
Menurut Manan (1979) daerah aliran sungai atau DAS adalah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya ke sungai yang akhirnya bermuara di danau atau laut.
7.      Curah hujan
Menurut Asdak (2007) curah hujan adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda. Pada daerah beriklim tropis hanya ditemukan curah hujan saja, sedangkan pada daerah beriklim sedang maka dapat terdiri dari curah hujan dan salju.
8.      Infiltrasi tanah
Menurut Asdak (2007) infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk ke dalam tanah. Infiltrasi ini terjadi ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah dan tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh air hujan tersebut mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah.
9.      Curve Number
Merupakan bilangan yang menunjukkan potensi air larian untuk curah hujan tertentu dengan mengkaitkan karakteristik DAS seperti tanah, vegetasi dan tataguna lahan.
10.  Hydrology Soil Group
Merupakan pengelompokan karakteristik tanah berdasarkan tingkat infiltrasi dan tekstur tanah. Hydrology Soil Group (HGS) ini terdiri dari HGS A, B, C dan D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar